Cerita Ngeblog
BREAKING

Berita News

Friday, 29 April 2016

Pelabuhan Jayanti Cidaun Cianjur

Cidaun.BeCeNews.Pelabuhan Jayanti terletak di desa Cidamar Kecamatan Cidaun, bagian selatan Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat,jarak 139 km dari pusat kota Cianjur ditempuh perjalanan kurang lebih empat jam.
Pelabuhan Jayanti berdapangin dengan Hutan Cagar Alam Bojong Larang dan sebagai tempat pendaratan Perahu para Nelayan, Eksistensi Pelabuhan ini tidak setenar dari Pantai Pangandaran Kabupaten Pangandaran ataupun Pelabuhan Cilaut Eren Kecamatan Pameumpeuk Kabupaten Garut.
Wisata Pelabuhan Jayanti ini mempunyai pemandangan alam yang masih perawan dan menawan, membuat para wisatwan domestik terkagum-kagum dengan panorama yang masih indah. Disini terdapat pasar ikan yang setiap hari ada dan dapat selalu melayani masyarakat dan wisatwan yang mau membeli untuk di bakar dll.
Di Pelabuhan Jayanti ini Ada fasilitas umum yang bisa di pakai untuk pertemuan Reunian, Rapat dan lain sebagainya, yaitu fasilitas milik pemerintah aula Dinas Perikanan.
Di tempat banyak pengunjung yang mencari ketenangan dalam berpikir, menjadi wahana wisata alam pantai yang sangat menarik bagi semua insani.
Tapi di tempai ini juga harus hati-hati, bilamana berenang jangan terlalu ke tengah karena kecelakaan akan menghantui kita semua.     

Tuesday, 26 April 2016

Indahnya Desa Mekarjaya Ujung Kota Cidaun

Keindahan Desa Mekarjaya
Cidaun.BeCeNews-Suara serangga dan ayam berkokok, memecah pagi di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Saat itu, udara sejuk sudah bercampur hangat matahari pagi. Beberapa warga desa tampak menyusuri jalan setapak menuju kawasan persawahan. Sesekali suara motor meraung memecah sunyi desa yang terkurung kawasan hutan lindung Gunung Simpang. 
Tapi hari itu, Apep tidak pergi ke sawah, seperti kebanyakan warga desa lainnya. Jadwal kerja Apep, hanya ke balai desa dan memeriksa saluran air yang bermuara pada instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di sisi timur desa. Apep merupakan salah seorang pengurus pembangkit Mikrohidro, bersama Sekretaris Desa Tarsa. 
Sepanjang jalan menuju balai desa, Apep mengisahkan pengalamannya menebang pohon di hutan lindung Gunung Simpang. “Capeknya minta ampun pak. Malah padi juga tak terurus di sawah. Saat melihat polisi hutan, saya merasa jadi incaran. Kita kan yang bersalah, tadi tebang hutan. Tuh ada Polhut, jangan-jangan ke sini mau ke saya. Jadi kadang ngumpet. Dengar-dengar ada Kapolsek ke Mekarjaya, ngumpet, merasa ketakutan. Namanya orang bersalah, ya pasti takut,” tutur Apep mengisahkan ulang rasa takut yang tertinggal selepas menebang pohon beberapa tahun silam. 
Desa Mekarjaya tempat Apep tinggal adalah satu dari lima desa yang berada di wilayah Timur dan Selatan hutan lindung Gunung Simpang. Lokasi desa persisnya di dekat  perbatasan Kabupaten Garut dan Bandung. Empat desa lainnya yakni Cibuluh, Puncak Baru, Neglasari dan Gelar Pawitan. Sebagian besar warga Mekarjaya dulu dikenal sebagai perambah dan pembalak hutan. Apep satu diantara warga yang pernah ikut menebang kayu.  
Tak kenal tua dan muda, semua warga desa punya pengalaman membalak kayu di hutan lindung. Kebetulan, Apep hanya empat bulan menekuni pekerjaan sebagai pembalak kayu hutan. Dulu saban bulan, Apep empat kali keluar masuk hutan. Selama tiga hingga empat malam di hutan, Apep bisa mengumpulkan tiga kubik kayu olahan siap pakai. Banyaknya kubik kayu yang ditebang dan diolah, cukup untuk membangun dua hingga tiga rumah.
Saat itu, Apep biasa menebang hutan bersama kakak dan warga lainnya. Tidak tanggung-tanggung, Apep menebang pohon khas hutan Jawa Barat yang dilindungi. Sebut saja pohon Ki Hujan (Angelhardia Spicata), Rasamala (Altingia excelsa Noronha), dan  Puspa (Schima Wallichii). 
Ironisnya kayu hasil tebangan tersebut dijual murah ke warga yang akan membangun rumah. Penghasilan yang diraih Apep pun jadi tak seberapa, jika dibandingkan dengan  modal dan kerja kerasnya selama 3 – 4 hari di dalam hutan. Untuk setiap kubik kayu yang ditebang, kelompok penebang biasa mendapatkan Rp700 ribu. Harga yang sangat murah, untuk kayu berkualitas prima. 
Dengan harga yang cuma segitu, setiap penebang hanya bisa kebagian uang Rp200 ribu – Rp100 ribu. Hasil yang dibawa ke rumah menjadi sedikit, karena ongkos menebang yang juga mahal. Seperti; untuk membeli solar yang digunakan untuk menghidupkan mesin gergaji (chainshaw), membeli beras, kopi dan lainnya. 
“Kalau dulu satu kubik Rp 700 ribu, berarti 3 x 7 pak, tapi kadang-kadang modalnya bisa Rp 1 juta Pak. Modal ke hutan itu. Kadang perbekalan dikomplitin mau beli apa, beli apa, kadang mau ke hutan bawa ayam. Hahaha, motong ayam, bakar ayam,” canda Apep.

Batu Kukumbung Wisata Sejarah di Pantai Selatan Cidaun

Cidaun.BeCiNews-Obyek wisata bahari di kawasan Cianjur selatan, Jabar, hingga saat ini tampaknya belum mendapatakan perhatian serius dari Pemkab Cianjur.
Bahkan beberapa pantai yang memiliki potensi dan pesona layaknya pantai-pantai lainnya di Pulau Jawa, seperti Pelabuhan Ratu, Pangandaran dan Parang Tritis, hingga kini, belum mendapat sentuhan.
Sehingga pantai-pantai yang memiliki nilai jual tersendiri itu, dibadingkan pantai lainnya di Pulau Jawa, hanya dimanfaatkan warga sekitar untuk mencari tambahan uang dengan cara menambang pasir besi yang memiliki kualitas bagus.
Salah satunya Pantai Batu Kukumbung yang terletak di Kampung Cigebang, Desa Karangwangi, Kecamatan Cidaun, Cianjur. Dimana pantai tersebut memiliki pesona tersendiri selain pinggiran pantai yang mempesona.
Disepanjang pantai tersebut, terdapat artepak-artepak bersejarah yang diperkirakan berusia ratusan tahun dan tersebar di sepanjang pantai yang memiliki panjang empat kilometer itu.
Bahkan disalah satu lokasi ditemukan makam yang diperkirakan tempat bersemayamnya panglima perang Prabu Kian Santang, layak dijadikan tempat wisata religi dan beberapa penemuan lainnya yang diperkirakan peninggalan Kerajaan Padjajaran.
"Banyak yang bisa digali di Pantai Batu Kukumbung ini, harapan kami pantai ini, mendapat sentuhan dari Pemkab Cianjur, karena memiliki nilai jual seperti pantai-pantai lainnya di Pulau Jawa," kata Asep Samudera Tokoh Masyarakat Cianjur selatan, Sabtu.
Dia menuturkan, lokasi pantai yang berjarak empat kilometer dari kota Kecamatan Cidaun ke arah Selatan, saat ini telah memiliki akses jalan yang dapat disebut layak, meskipun belum diaspal.
Beberapa waktu lalu, ungkap dia, atas keinginan masyarakat sekitar, untuk mengangkat wisata bahari di Cianjur Selatan, khususnya Batu Kukumbung, dibentuklah Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar).
Dimana para pengurus dibantu masyarakat sekitar, secara swadaya dan bergotong royong, mulai melakukan penataan, baik akses menuju lokasi hingga penataan di sepanjang pantai.
Upaya tersebut, dilakukan karena minimnya perhatian dinas terkait di Pemkab Cianjur serta keinginan masyarakat untuk memajukan wisata bahari yang tidak kalah dengan pantai-pantai lainnya di Indonesia.
"Panorama yang dimiliki bukan hanya pantai dan batu karang yang banyak tersebar di sepanjang pantai, namun wisata religi dan sejarah, dapat digali di kawasan tersebut," tuturnya.
Dia menambahkan, peninggalan sejarah yang terdapat di sepanjang pantai, berupa tembok dan batu berundak yang diperkirakan sisa benteng pada jaman penjajahan.
Sementara itu, meskipun minim perhatian, pesona Batu Kukumbung, telah tersebar ke berbagai daerah dan cukup mengundang wisatawan domestik dan macanegara.
Dimana kata Ketua Kompepar Batu Kukumbung, Dena Sutisna, setiap minggunya pantai tersebut, ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah seperti Sumatera, Jawa dan wisatawan mancanegara, seperti Korea, Jepang dan Belanda.
"Harapan kami pantai ini, segera mendapat sentuhan dan penataan dari pemerintah setempat, guna mengangkat taraf ekonomi masyarakat dan memajukan pembangunan di wilayah selatan," katanya.

Monday, 25 April 2016

Sejarah Asal Mula Cidamar

Peta Satelit Desa Cidamar
Cidaun.BeCiNews-Kampung tertua di cidamar adalah didaerah Cipanglay, karena dahulu kampung ini merupakan kampung yang aman. Disana sebelumnya hanya terdapat dua rumah didaerah Selokan (Sekarang dibuat area persawahan ), Cipanglay.
Selanjutnya kedua rumah tersebut berkembang dan dipindah dari selokan ke pusat Cipanglay yang ada sekarang.
Nama yang pertama kali disematkan untuk wilayah Cidaun adalah Cidamar. Cidamar dulu merupakan kawedanaan, yaitu Desa Cidaun, Kewedanaan Cidamar, Kec. Cidaun,sedangkan sekarang Cidamar terbalik menjadi desa, yaitu Des. Cidamar, Kec. Cidaun, Kab. Cianjur.
Digantinya Desa Cidaun menjadi Desa cidamar pada tahun 1980 yaitu Desa Cidaun waktu difusi dari 2 Desa menjadi 3 Desa, cikareo dan cidaun di bagi menjadi 3 desa. Yaitu desa cidamar, desa kertajadi dan desa wangun (wangun jaya sekarang) dan dari situlah nama cidamar berasal hususnya desa cidamar, sedangkan cidaun sudah ada sejak tahun 1600-an dan dulu disini juga sudah ada perkampungan tetapi belum mempunyai nama baik desa kecamatan maupun kewadanaan. Semenjang tahun 1800-an bersatu menjadi satu padaleman pada tahun 1620 jumlah penduduk cidaun sebanyak 1870 orang. Kemudian pada tahun 1811 di bentuklah satu pemerintahan yang di sebut dengan padaleman, sedangkan yang membuka sejarah cidamar berasal dari daerah sukapura putranya R.Jaya Manggala yang bernama R.Braja Diguna, yang didampingi oleh saudara saudaranya diantaranya yaitu : R. Baja Diguna dan R. Brajantaka.
Dalam sistem pemerintahannya R. Braja Diguna ( Eyang Semah Dalem ) menjadi dalem dari tahun 1811-1821, R. Braja Diguna disemayamkan/dimakamkan Di Panyindangan, sedangkan R. Baja Diguna ( Eyang Ngabehi ) dibidang perekonomian yaitu yang pertama kali membuat saluran air atau selokan dan juga lahan persawahan, Eyang Ngabehi disemayamkan didaerah Erang, sedangkan R. Brajantaka ( Eyang H. Kudratullah ) dibidang keamanan dan ia dimakamkan di Tegal Soreal. Yang kemudian pada tahun 1821 diturunkan oleh Belanda menjadi Kawadanaan, yaitu Wadana Munggaran R. Indra Wiguna bersama putranya yaitu R. Pringga Wijaya ( 2 periode ) kemudian setelah habis periode R. Pringga Wijaya ditunkan lagi menjadi Kecamatan yaitu Kecamatan Cidaun. Yang mejadi Camat pertama di Cidaun adalah   H. Martado sedangkan Mentri Polis atau petingginya yaitu Singajaya.
Pada waktu Belanda dipimpin oleh Deandles Belanda diruntuhkan oleh Inggris yang dipimpin oleh Gubernur Raples yaitu yang mendirikan istana di kebun raya bogor. Pada tahu 1811, Indonesia mengalami peperangan dan pada waktu itu sultan Cirebon dan Pajajaran Ikut perang melawan Belanda, karena sultan Cirebon dan pajajaran itu kalah persenjataan ketika melawan Belanda kemudian sultan Cirebon dan Pajajaran meminta bantuan kepada kerajaan Mataram.  Pada abad ke 17 pengaruh kerajaan Mataram mulai menyebar dan memasuki wilayah Jawa Barat yang kemudian Sutan Mataram mengutus 2 rombongan untuk menyelamatkan wilayah priangan, batas wilayah priangan sampai Citarum, dua rombongan yang diutus ke Cidaun oleh sultan Mataram itu, yaitu R. Braja Diguna dan R. Brajantaka. Sedangkan R. Arya Gajah diutus ke wilayah Bandung. Yang kemudian munculnya budaya didaerah Cidaun khususnya wilayah pemerintahan. Jadi yang pertama membuka wilyah Cidaun yaitu orang orang Banten. Sedangkan yang membuka Pemerintahannya yaitu orang orang Sukapaura.
Keadaan Cidamar pada Masa itu
Pada saat terjadi peperangan antara VOC dengan Kediri didaerah Sunda Kelapa, akibat dari peperangan tersebut terjadi kerusakan yang parah didaerah Sunda Kelapa, dan untuk mengisi kekosongan baik penduduk dan hartanya, mereka ( VOC ) datang kedaerah Cidamar dan merusuh disana. Mereka menculik orang orang Cidamar dan membawa serta harta mereka.
Setelah Mataram mendengar hal tersebut, maka diutuslah Eyang Nur Hamin yang ditemani oleh istrinya Eyang Elang. Mereka mengemban tugas untuk mengamankan daerah tersebut.
Eyang Nur Hamin mempunyai beberapa keturunan yang menjadi pejabat pejabat di Cidamar diantaranya Eyang Wija ( jogjogan ), Eyang Harda Diwangsa, Eyang Patra Dikusuma, Eyang Pitri ( Gunung Sepuh, Hulu Sungai Cidamar ), dan Eyang Yudarajat ( Cipanglay ).
Keturunan Eyang Nur Hamin inilah Yang menjadi pembuka daerah cidamar. Setelah itu muncul lagi gerombolan Amu Hawuk dan Pangeran Genjreng yang merusuh didaerah Cidamar, Eyang Nur Hamin bergegas untuk mengamankan kampung tersebut. Setelah disara daerah tersebut aman Eyang Nur Hamin pergi dari daerah cidamar dan dikatakan Eyang Yudarajatlah yang tinggal dicidamar dan meninggal dicipanglay.

PB PGRI Minta Honorer K2 Tetap Bersatu

Jakarta.BeCiNews - Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) menyatakan komitmennya memperjuangkan nasib honorer kategori dua (K2). Hanya saja, PB PGRI meminta honorer K2 tetap bersatu dan sabar.
"Namanya berjuang itu harus sabar dan jangan kesusu. Semua ada prosesnya, jangan karena satu tahap belum ada hasilnya lantas saling menyalahkan satu sama lainnya, kemudian cerai berai," kata Plt Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi kepada JPNN, Minggu (24/4).
Dia menegaskan, meski Ketum PB PGRI Sulistiyo sudah meninggal, namun perjuangan tetap jalan. Sebab, honorer K2 merupakan anggota PGRI.
"Namanya anggota PGRI akan tetap kami kawal. Memang untuk mendapatkan payung hukum bagi honorer K2 tidaklah mudah karena itu butuh kesabaran," ujarnya.
Saat ini menurut Unifah, ada dua hal yang dituntut PB PGRI. Pertama, mendesak pemerintah membuat payung hukum bagi pengangkatan honorer K2 menjadi PNS. 
Kedua, mendorong seluruh kepala daerah mengangkat guru honorer K2 menjadi pegawai daerah dengan gaji layak dan masuk APBD.
"Tapi sekali lagi perjuangan PGRI tidak bisa berjalan baik bila honorer K2 tidak kompak lagi, tercerai-berai. Saya‎ hanya minta satukan visi misi honorer K2. Kalau ada di internal honorer K2 yang berselisih paham, silakan buat pemilihan pengurus baru dan bukan membuat forum lain yang membuat pemerintah bingung," tandasnya.

Sumber : JPNN

Inilah pesan Plt Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi untuk Honorer K2 se-Indonesia
 
Copyright © 2016 Berita Cidaun News
Design by FBTemplates | BTT